Hidup itu tidak seperti bola. Hidup itu
seperti trapesium, memiliki wajah yang berbeda jika dipandang dari sisi
yang berbeda. Hidup itu unik, yang kita anggap menyakitkan belum tentu
adalah rasa sakit. Rasa sakit cuma ada dalam pikiran kita, rasa benci,
rasa kesal, emosi-emosi yang meletup itu hanya ada dalam bayangan kita.
Hidup dalam cinta juga terkadang membuat
manusia paranoid, bahkan mampu mencemburui temannya sendiri. Namun
begitulah hidup jika dipandang sebagai sebuah bola, tak ada ruang untuk
mengubah pilihan atau mengatur ulang permasalahan.
Hidup dalam perspektif baik-buruk seperti pisau bermata dua, masing-masing memiliki potensi untuk keluar.
Ingatlah kisah Khiddir saat mengajarkan Musa bahwa yang tampak tak
seperti kelihatannya. Ada sesuatu di luar sebuah yang buruk. Sama
seperti bencana Tuhan yang ditimpakan kepada kaum-kaum terkutuk,
memberikan fase baru bagi generasi penerus perjuangan umat.
Bahkan rumput kering yang mati akan menjadi humus bagi kehidupan yang baru.
Cobalah mengerti teman, Biarkan dia mengalir
dalam kehidupanmu tanpa kamu memandang sesuatu secara dualitas. Setiap
sesuatu selalu memiliki potensi baik-buruk.
Jika sesuatu yang buruk sedang bekerja, jangan terburu menghujat.
Mungkin keburukan itu ada dalam kesalahan kita, namun bisa jadi
keburukan itu adalah karunia Tuhan untuk sesuatu yang lebih baik.
Keburukan penjara bagi Yusuf adalah kebaikan bagi keimanan. Penyakit Ayub adalah keteladanan bagi kesabaran.
Teman, ingatlah: HIDUP TIDAK SEPERTI BOLA, DIA LEBIH SEPERTI
TRAPESIUM. MEMILIKI SISI YANG BERBEDA JIKA DIPANDANG DALAM SUDUT YANG
BERBEDA. CARILAH SUDUT YANG COCOK BAGI DIRIMU DALAM MENERIMA HIDUP,
KARENA INI ADALAH ANUGERAH TUHAN
0 komentar:
Posting Komentar