Pages

Kamis, 17 Mei 2012

hidup bukan bola tapi trapesium

         Hidup itu tidak seperti bola. Hidup itu seperti trapesium, memiliki wajah yang berbeda jika dipandang dari sisi yang berbeda. Hidup itu unik, yang kita anggap menyakitkan belum tentu adalah rasa sakit. Rasa sakit cuma ada dalam pikiran kita, rasa benci, rasa kesal, emosi-emosi yang meletup itu hanya ada dalam bayangan kita.

         Hidup dalam cinta juga terkadang membuat manusia paranoid, bahkan mampu mencemburui temannya sendiri. Namun begitulah hidup jika dipandang sebagai sebuah bola, tak ada ruang untuk mengubah pilihan atau mengatur ulang permasalahan.
Hidup dalam perspektif baik-buruk seperti pisau bermata dua, masing-masing memiliki potensi untuk keluar.

         Ingatlah kisah Khiddir saat mengajarkan Musa bahwa yang tampak tak seperti kelihatannya. Ada sesuatu di luar sebuah yang buruk. Sama seperti bencana Tuhan yang ditimpakan kepada kaum-kaum terkutuk, memberikan fase baru bagi generasi penerus perjuangan umat.

           Bahkan rumput kering yang mati akan menjadi humus bagi kehidupan yang baru.
Cobalah mengerti teman, Biarkan dia mengalir dalam kehidupanmu tanpa kamu memandang sesuatu secara dualitas. Setiap sesuatu selalu memiliki potensi baik-buruk.

         Jika sesuatu yang buruk sedang bekerja, jangan terburu menghujat. Mungkin keburukan itu ada dalam kesalahan kita, namun bisa jadi keburukan itu adalah karunia Tuhan untuk sesuatu yang lebih baik.
         Keburukan penjara bagi Yusuf adalah kebaikan bagi keimanan. Penyakit Ayub adalah keteladanan bagi kesabaran.
Teman, ingatlah: HIDUP TIDAK SEPERTI BOLA, DIA LEBIH SEPERTI TRAPESIUM. MEMILIKI SISI YANG BERBEDA JIKA DIPANDANG DALAM SUDUT YANG BERBEDA. CARILAH SUDUT YANG COCOK BAGI DIRIMU DALAM MENERIMA HIDUP, KARENA INI ADALAH ANUGERAH TUHAN

0 komentar:

Posting Komentar